Jurnal Refleksi Pemahaman Peserta Didik dan Pembelajarannya

 

JURNAL REFLEKSI

SEMINAR PPG

 

Oleh : Nafisah Falcata Devy

221135332

 

 

Nama Matakuliah

Pemahaman Peserta Didik

Review pengalaman belajar.

Seperti yang kita ketahui bahwa belajar mengajar merupakan proses yang penting dalam pendidikan. Bahkan, tidak jarang hasil dari pendidikan ditentukan oleh keberhasilan proses belajar mengajar ini. Memastikan pemahaman peserta didik dan pembelajarannya menjadi tanggung jawab utama seorang guru saat pembelajaran di kelas.

Topik 1 (Teori Belajara dan Motivasi Belajar Anak)

Pada topik ini materi yang telah saya pelajari yaitu tentang teori belajar seperti teori belajar behavioristik, teori belajar kognitif sosial, dan teori belajar konstruktivisme. Selain itu juga mempelajari tentang motivasi belajar dan pola pikir (mindset) pada peserta didik. Dimulai dari memahami pengertian belajar mengajar, saya memahami bahwa belajar itu merupakan proses yang penting dalam pendidikan. Tidak jarang hasil dari pendidikan ditentukan oleh keberhasilan proses mengajarnya. Memastikan pemahaman peserta didik dan pembelajarannya menjadi tanggung jawab utama seorang guru saat pembelajaran di kelas. Pada bagian Mulai dari Diri, melalui pertanyaan pertanyaan seputar belajar, mahasiswa digali kemampuan awalnya mengenai pengertian pengertian belajar ini. Mahasiswa diberikan pertanyaan sebuah kasus yang harus mengasah kemampuan mahasiswa dalam memcahkan solusinya.

Terdapat teori teori belajar yang dilihat dari 3 sudut pandang yaitu : 1) Behaviorism (behaviorisme);  2) Social - Cognitivism (Sosial Kognitif); dan 3) Constructivism (Konstruktivisme). Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu atau dari tidak terampil menjadi terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar.

Selanjutnya pengalaman belajar dalam memahami materi motivasi dari berbagai perspektif psikologis (perspektif perilaku, perspektif humanistic, perspektif kognitif, perspektif sosial). 1) Perspektif perilaku. Pada perspektif perilaku, motivasi seringkali dikaitkan dengan imbalan dan hukuman eksternal sebagai penentu keberhasilan siswa. Misal: pemberian nilai angka dan huruf, memberikan pengakuan kepada siswa, memberikan “hak istimewa”, dan sebagainya. 2) Perspektif humanistic. Pada perspektif humanistik, motivasi lebih ditekankan kepada kemampuan pertumbuhan pribadi siswa, kemerdekaan untuk memilih dan sifat-sifat positif. Perspektif ini sangat erat dengan keyakinan Abraham Maslow bahwa terdapat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lebih tinggi dapat dipuaskan. 3) Perspesktif kognitif. Pada perspektif kognitif, motivasi muncul karena adanya pemikiran dari setiap individu. Jika perspektif perilaku lebih menekankan pada insentif eksternal, maka dalam perspektif kognitif tekanan dari eksternal tidak perlu terlalu ditonjolkan. Menurut perspektif kognitif, seseorang perlu diberikan lebih banyak kesempatan, tanggung jawab, serta mengendalikan hasil prestasi sendiri. 4) Perspektif sosial. Pada perspektif sosial, motivasi sering dikaitkan dengan kemampuan seseorang dalam membangun, memelihara, dan memulihkan hubungan pribadi yang dekat dan hangat pada orang lain.

Motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Motivasi sendiri terbagi menjadi dua bentuk, motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik terkait dengan kegiatan melakukan sesuatu yang bertujuan untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Sementara itu, motivasi intrinsik berkaitan dengan motivasi internal yang ada pada diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan berdasarkan minat dan kemauannya sendiri. Adanya motivasi yang diberikan kepada siswa diharapkan dapat meningkatkan minat belajar dan semanagat belajar para peserta didik.  Bentuk bentuk motivasi yang dapat diberikan seperti memberikan pujian, memberikan angka atau nilai, memberikan reward atau hadiah.

Pelajaran selanjutnya yaitu pengalaman belajar tentang. Paradigma personal Peserta didik (Fixed mindset and Growth mindset) dalam materi ini, mahasiswa belajar tentang pola piker dan jenis jenis mindset. Mindset merupakan pikiran atau keyakinan untuk memberikan pembiasaan kepada individu sehingga terjadi perubahan pada individu berupa pikirannya, apa ayang individu rasakan, dan apa yang individu lakukan. Mindset inilah yang akan mempengaruhi individu dalam memahami dunia dan memahami diri sendiri. Fixed mindset dimana seseorang tidak pertcaya bahwa ia dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dan bakat yang ada pada dirinya. Siswa yang memilik fixed mindset ini takut untuk mencoba meskipun telah diberikan kesempatan. Mereka merasa dirinya akan sukses tanpa usaha. Sedangkan growth mindset adalah adalah ketikas seseorang memiliki keyakinan bahwa keberhasilan yang ia dapatkan adalah berdasarkan dari upaya dan usaha yang ia lakukan.

Pengalaman belajar dalam topik ini terdapat proses diskusi kelompok dimana kami dihadapkan dengan beberapa kasus peserta didik dengan usia dan kelas yang bermacam macam. Peserta didik tersebut memiliki kendala dalam belajarnya. Disini kami berdiskusi untuk mengidentifikasi model pembelajaran yang tepat yang dapat digunakan setiap anak serta bagaimana rencana yang tepat untuk meningkatkan motivasi belajar anak dengan kasus yang ada. 

 

Topik 2 Teori Perkembangan (Kognitif, Psikososial, Emosional, Sosial-Konteks)

Mengetahui teori belajar saja tidak cukup, sehingga pada teori ini kita diajarkan untuk menyadari bahwa pengajaran baik adalah pembelajaran yang sesuai perkembangan peserta didik. Pada topik ini belajar mengenai mempelajari materi mengenai teori perkembangan kognitif dan bahasa, teori perkembangan sosio-emosional, dan sosial konteks. Dimulai dari Mulai dari Diri yang berisikan pertanyaan pemantik tentang hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam proses pembeajaran agar pembelajaran menyenangkan.

Sebagai seorang guru, kami perlu mempelajari dan memahami dengan baik tentang pertumbuhan dan perkembangan setiap peserta didik. Karena dalam dunia pendidikan, yang menjadi fokus perhatian adalah peserta didiknya. Semakin memahami perkembangan peserta didik, maka akan semakin efektif proses pembelajaran yang diberikan. Perkembangan merupakan proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungannya. Perkembangan secara keseluruhan mengikuti periodisasi yang teratur, dimulai dari masa pra-natal, masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja dan masa dewasa yang diikuti tahun perkembangan kemampuan fungsi fisik sebagai akibat dari proses kematangan. Isu perkembangan yang paling penting untuk dipelajari dalam perkembangan anak meliputi nature-nurture, continuity and discontinuity, serta early and later experience.

Terdapat beberapa perkembangan yang harus dipelajari pada topik ini. Materi ini juga sebagai bekal untuk memahami peserta didik saat melakukan praktek pembelajaran. Perkembangan fisik, perkembangn kognitif, perkembangan Bahasa, perkembangan sosio emosional, sosial konteks perkembangan, perkembangan moral.

Melalui kegiatan observasi, mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengetahui dan memahami perkembangan peserta didik pada kelas PPL yang digunakan untuk praktek mengajar. Guru mengetahui bagaimana kondisi perkembangan peserta didik secara detail. Selain observasi juga dilakukan wawancara secara langsung terhadap peserta didik dan guru kelas. Beberapa karakteristik peserta didik juga digali dalam proses observasi ini.  Daftar karakteristik yang digali berdasarkan teori Perkembangan kognitif Piaget, teori perkembangan sosial-emosional Bronfenbrenner dan Teori perkembangan sosial-emosional Erikson.

 

Topik 3 Profiling Peserta Didik

Dalam pembelajaran di kelas seorang guru akan menemukan ragam karakteristik peserta didik. Dalam topik ini mahasiswa diajarkan untuk mengaji lebih dalam bagaimana cara melakukan pengamatan yang lebih baik pada peserta didik. Aspe kapa saja yang harus diamati dan menuliskan hasila pengamatan. Dimulai dari kasus pemantik pada bagian Mulai dari Diri, mahasiwsa diminta untuk menemukan masalah dalam kasus tersebut dan mencari solusi untuk menghadapinya. Yaitu tentang program yang kurang berguna dalam pembelajaran sehingga tidak berdampak pada peserta didik.

Dalam topik ini mahasiswa diajarkan untuk membuat profil peserta didik. Untuk mengetahui seberapa jauh guru mengenal mereka ? Apakah terdapat perbedaan pada setiap peserta didik ? Dimanakah perbedaaanya ? Karakter peserta didik diartikan sebagai ciri, tabiat, watak, dan kebiasaan yang dimiliki oleh seseorang yang sifatnya relatif tetap. Karakter peserta didik dapat diartikan sebagai keseluruhan pola kelakuan atau kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan, sehingga mana cita-cita atau tujuannya. Informasi terkait karakteristik peserta didik, sangat diperlukan untuk kepentingan dalam perancangan pembelajaran. Suatu proses pembelajaran akan dapat berlangsung secara efektif atau tidak, sangat ditentukan oleh seberapa tinggi tingkat pemahaman pendidik tentang karakteristik peserta didiknya.

Karakteristik peserta didik yang digali dalam materi ini meliputi : etnik, kultural, status sosial, minat, perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan moral, serta perkembangan motorik.

Melengkapi panduan observasi dengan materi karakteristik peserta didik. Pengambilan data dilakukan dengan membuat panduan observasi kemudian melakukan observasi serta wawancara untuk mengumpulkan informasi tentang karakteristik peserta didik. Dari hasil observasi terkait dengan karateristik peserta didik kemudian dibuatlah presentasi untuk menyampaikan informasi yang didapatkan dari observasi dan wawancara.

Berdasarkan hasil observasi, pengalaman belajar yang saya dapatkan yaitu terdapat beragam karakteristik yang terdapat di kelas 1. Di kelas 1, peserta didik terdiri dari beberapa kepercayaan yang dianut, kemudian berasal dari suku yang berbeda beda, asal daerah yang beda serta gaya belajar yang berbeda beda. Perbedaan tersebut tentu tidak boleh dijadikan sebagai halangan atau hambatan untuk guru dalam memperlakukan peserta didik. Selain itu terdapat perbedaan perkembangan emosi, motoric dan kemampuan awal yang dimana hal ini membuat seorang guru harus dapat menerapkan pembelajaran dengan melihat kemampuan peserta didik sehingga semua peserta didik dapat menerima pembelajaran.

 

Topik 4 Kerangka Strategi

Pada topik ini, materi yang dipelajari yaitu bagaimana dalam menyusun strategi pembelajaran yang lebih sesuai dengan karakteristik peserta didik yang memiliki prinsip : (1) Pembelajaran Berdiferensiasi (developmentally appropriate practice), (2) Pengajaran yang Responsif Kultur (culturally responsive pedagogy), dan (3) Pengajaran Sesuai Level (teaching at the right level).

Pembelajaran berdiferensiasi merujuk pada aplikasi pengetahuan tentang perkembangan anak usia dini dalam program pengembangan anak usia dini, berdasarkan pengetahuan dan pengertian tentang anak bukan berdasarkan harapan atau keinginan orang tua belaka, bukan kurikulum atau seperangkat standar kaku, melainkan seperangkat kerangka kerja, filosofi atau pendekatan dalam pengembangan anak. CRP atau Pendidikan tanggap budaya adalah model pendidikan teoritis yang tidak hanya bertujuan meningkatkan prestasi peserta didik, tetapi juga membantu siswa menerima dan memperkokoh identitas budayanya. TaRL Teaching at the right level adalah proses intervensi yang harus dilakukan guru dengan memberikan masukan pembelajaran yang relevan dan spesifik untuk menjembatani perbedaan yang ditemukan. Peserta didik tidak terikat pada tingkatan kelas, namun di sesuaikan berdasarkan kemampuan peserta didik yang sama. Setiap fase, ataupun tingkatan tersebut mempunyai capaian pembelajaran yang harus dicapai. Fokusnya adalah membantu anak-anak dengan dasar membaca, memahami, mengekspresikan diri, serta keterampilan berhitung sesuai dengan tingkat kemampuannya.

Pada topik ini kemudian mahasiswa harus dapat memahami tentang prinsip dari DAP, CRP dan TaRL. Melalui informasi hasil perkembangan dan karakteristik peserta didik, guru diharapkan dapat menerapkan strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran.

 

Topik 5 Pengukuran Pemahaman Belajar Peserta Didik (Assessment)

 Pada topik ini mahasiswa mempelajari tentang fungsi dari asesmen, tujuan asesmen, serta jenis asesmen dalam setting pendidikan. Asesmen adalah suatu proses pengumpulan informasi tentang siswa dan kelas yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran berdasarkan kriteria maupun aturan-aturan tertentu untuk maksud-maksud pengambilan keputusan instruksional, maka dapat diketahui bahwa assessment ini sangat penting dalam pembelajaran karena untuk menentukan langkah dan menguji kemampuan peserta didik. Dari sinilah kemudian guru dapat mengambil keputusan selanjutnya.

Didalam asesmen terdapat 3 pengertian yaitu asesmen, penilaian dan evaluasi. Asemen adalah adalah upaya untuk mendapatkan data/informasi dari proses dan hasil pembelajaran untuk mengetahui seberapa baik kinerja mahasiswa, kelas/mata kuliah, atau program studi dibandingkan terhadap tujuan/kriteria/capaian pembelajaran tertentu. Setelah diperoleh hasil asesmen maka dilakukan proses penilaian. Penilaian proses penyematan atribut atau dimensi atau kuantitas (berupa angka/huruf) terhadap hasil asesmen dengan cara membandingkannya terhadap suatu instrumen standar tertentu. Hasil dari penilaian berupa atribut/dimensi/kuantitas tersebut digunakan sebagai bahan evaluasi. Evaluasi adalah proses pemberian status atau keputusan atau klasifikasi terhadap suatu hasil assesmen dan penilaian.

Dalam asesmen memiliki 2 fungsi yaitu fungsi formatif yang merupakan asesmen yang digunakan dalam memberikan umpan balik atau feedback terhadap para guru untuk dijadikan dasar pada saat memperbaiki serta membenarkan proses pembelajaran dan juga mengadakan remedial bagi para peserta didik. Sedangkan fungsi sumatif merupakan fungsi yang berguna dlam penentuan nilai belajar siswa dalam suatu mata pelajaran tertentu sehingga selanjutnya dapat dijadikan bahan memberikan laporan untuk menentukan kenaikan kelas serta menentukan lulus atau tidaknya peserta didik. Kemudian 3 tujuan dari asesmen yaitu keeping track untuk menelusuri dan melacak proses belajar dari peserta didik, Checking up untuk mengecek suatu pencapaian dan kemampuan peserta didik, Finding Out sebagai proses mencari, menemukan dan mendeteksi kekurangan kesalahan atau kelemahan dari peserta didik. Jenis asessmen yang dapat digunakan antara lain performance assessment, penialaian portofolio dan penilaian proyek, dan product assessment dan self assessment.

 

Topik 6 Lesson Planning (RPP) - Penyusunan, Evaluasi, Refleksi

Pada topik ini mahasiswa mempelajari tentan bagaimana merancang dan menyusun lesson plan atau RPP. RPP dapat digambarkan sebagai petunjuk arah yang membuat pembelajaran dapat terjadi secara optimal dengan langkah-langkah yang jelas dan merupakan satu bagian dari kesatuan cakupan materi pembelajaran yang sudah ditentukan untuk satu periode waktu tertentu. RPP merupakan dokumen yang berisi gambaran atau rencana pembelajaran yang akan dilakukan selama satu pertemuan, satu semester atau lebih. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. RPP juga didefinisikan sebagai sebagai perangkat rencana pembelajaran yang memberi arahan bagi guru, materi apa saja yang akan diajarkan dan bagaimana mengajarkannya. Rencana pembelajaran yang baik menyiratkan dimilikinya dua properties utama : Coherence (memiliki pola yang logis dan ada keterkaitan antar bagian atau antar unsur yang membentu suatu kesatuan), Variety (penggunan jenis-jenis aktivitas berbeda).

Lesson Planning berfungsi : To give the lesson a framework, an overall shape, to remind teachers what they intended to do, especially if they get dictracted of momentarily forget what they had intended. Mahasiswa mempelajari unsur yang ada dalam RPP yaitu RPP memiliki unsur yang bervariasi, berbeda-beda antar guru, masing masing menyesuaikan kebutuhannya. Sebagai mahasiswa kami haru mampu membuat RPP dengan beberapa komponen yang telah kami pelajari. Komponen ini harus ada di dalam RPP, diantaranya : Identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indicator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. Dalam materi ini kami diminta untuk membuat RPP sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

 

 Refleksi pengalaman belajar yang dipilih

Topik yang dipilih pada refleksi ini yaitu Topik 3 Profiling Peserta Didik. Topik ini menjelaskan bagaimana seorang guru harus mampu mempelajari tahapan perkembangan anak. Melalui pengetahuan beragam karakteristik yang diketahui oleh guru, maka akan menjadi acuan bagi guru untuk menentukan proses mengajar dan strategi yang tepat yang digunakan oleh guru maka topik topik itu kemudian menjadi penting untuk dipelajari.

Cara saya mempelajari topik topik yang ada pada mata kuliah tersebut adalah mulai dari mengasah kemampuan awal melalui kasus yang diberikan pada bagian Mulai dari Diri. Saya memahami kasus yang kemudian mencari tau apa penyebab dari masalah yang dihadapi oleh Bu Rita.

Pada bagian eksplorasi konsep, saya mempelajarinya dengan membaca pengertian pengertian dan bacaan yang menjelaskan tentang karakteristik peserta didik. Untuk memahami lebih dalam tentang karakteristik peserta didik (etnik, kultural, status, perkembangan sosial, perkembangan moral, serta perkembangan motoric) maka kemudian mahasiswa diberikan tugas untuk melakukan observasi. Panduan observasi dibuat untuk memudahkan proses observasi kemudian melakukan observasi di sekolah terhadap peserta didik.

Hasil observasi dipresentasikan di dibuat laporan serta video. Ditemukan beragam karakteristik peserta didik yang kemudian membantu guru dalam menentukan strategi yang tepat untuk pembelajaran. Strategi yang diimplementasikan adalah dengan membuat profiling peserta didik berdasarkan hasil observasi dan materi yang telah dipelajari. Strategi yang diimplementasikan sangat penting bagi saya karena dengan memetakan hal hal hal yang akan diamati kemudian membuat panduan kemudian melakukan observasi adalah strategi untuk mempelajari materi dan mendapatkan informasi dari para objek.

Analisis artefak pembelajaran




Karakteristik peserta didik merupakan poin penting dalam pembelajaran. Guru harus dapat mempelajari dan memahami karakteristik peserta didik di kelasnya untuk dapat menentukan perlakukan dan strategi belajar yang tepat.

Melalui hasil observasi, profiling peserta didik, ditemukan beragam karakteristik peserta didik, suku yang berbeda, asal daerah yang berbeda beda, gaya belajar yang berbeda beda. Beragam keadaan tersebut didapatkan melalui hasil observasi dan wawancara terhadap peserta didik dan guru kelas, kemudian disimpulkan dan dirangkum menjadi artefak di atas. Informasi tersebut kemudian menjadi penentu strategi pembelajaran yang tepat yang dapat digunakan di dalam kelas terutama kelas 1 tersebut.

Pembelajaran bermakna (good practices)

Dengan pengetahuan tentang perkembangan peserta didik, saya mempelajari hal hal apa saja yang menjadi penting untuk diamati oleh guru dalam memahami karakteristik peserta didik. Keberagaman karakteristik dan proses perkembangan peserta didik membantu saya dalam menentukan strategi pembelajaran. Terutama keberagaman gaya belajar, di sini saya menentukan strategi yang tepat untuk berbagai keberagaman peserta didik. Menggunakan metode pembelajaran dan model pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar mereka. Gaya belajar yang ada pada kelas 1 yaitu visual, kinestik, reading and writing. Melalui gaya belajar tersebut saya kemudian menggunakan media yang tepat seperti video, gambar dan uji coba dengan benda konkrit yang demikian adalah cara yang tepat untuk dilakukan di kelas 1.

Contoh penerapan yang saya lakukan yaitu dengan memberikan metode pembelajaran yang beragam. Karena beragamnya gaya belajar peserta didik, maka saya secara bergantian menggunakan metode dan media yang berbeda disetiap pertemuan. Karena terdapat peserta didik yang memiliki gaya belajar kinestik, maka beberapa kali saya masuk untuk mengajar dengan menggunakan media pembelajaran konkret dan permainan seperti saat mengajar pada materi pengurangan, timbangan, dan menempelkan gambar. kemudian terkadang dipadukan dengan video karena terdapat peserta didik yang memiliki gaya belajar visual dan audio. Kemudian pada pertemuan lainnya, saya menggunakan media gambar dan permainan seperti dalam pelajaran PPKn dan Matematika. Hal ini memberikan kemudahan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran dengan menyenangkan dan sesuai gaya belajarnya. Saat pelajaran Pancasila, dengan mengajak peserta dari sila sila, saya menggunakan media video dengan fokus pada audio yang harus didengarkan dan gambar gambar yang harud diperhatikan untuk memahami symbol pada sila sila. Beragamnya media yang saya gunakan tersebut adalah supaya setiap peserta didik dapat mendapatkan pembelajaran sesuai gaya belajarnya. Tidak lupa penerapan reading and writing juga saya lakukan dalam penbelajaran, seperti dalam materi menulis ungkapan pujian dan terima kasih, dimana peserta didik diminta untuk membaca cerita dan menuliskan ungkapan tersebut.

Hasil penerapan dari setiap metode, dan media yang saya gunakan yaitu peserta didik belajar untuk menggunakan gaya belajar selain yang ia miliki. Selain itu dengan metode yang beragam, meskipun kurang sesuai dengan gaya belajar salah satu peserta didik, namun adanya kerja kelompok membuat peserta didik tetap dapat mengikuti pembelajaran karena tugas kelompok dapat membantu minat belajar peserta didik. Namun saya rasa masih terdapat kekurangan yaitu belum dapat menerapakan berbagai media dalam satu pertemuan dikarenakan keterbatasan waktu dalam mengajar.

Kondisi perkembangan seperti minat belajar dan motivasi belajar juga menentukan bagaimana perlakuan yang tepat yang dilakukan guru, melalui informasi ini didapati kondisi minat belajar dan motivasi yang beragam. Melalui metode pembelajaran permainan, ice breaking dan pemberian reward, saya menerapakannya melalui praktik pembelajaran untuk menumbuhkan minat dan motivasi belajar seluruh peserta didik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnal Refleksi Bahasa Inggris

Jurnal Refleksi PSE

Jurnal Refleksi PK 2