Jurnal Refleksi Pemahaman Peserta Didik dan Pembelajarannya
JURNAL
REFLEKSI
SEMINAR
PPG
Oleh
: Nafisah Falcata Devy
221135332
Nama Matakuliah |
Pemahaman Peserta Didik |
Review pengalaman belajar. |
Seperti yang kita ketahui bahwa belajar mengajar merupakan
proses yang penting dalam pendidikan. Bahkan, tidak jarang hasil dari
pendidikan ditentukan oleh keberhasilan proses belajar mengajar ini.
Memastikan pemahaman peserta didik dan pembelajarannya menjadi tanggung jawab
utama seorang guru saat pembelajaran di kelas. Topik
1 (Teori Belajara dan Motivasi Belajar Anak) Pada topik ini materi yang telah saya pelajari yaitu
tentang teori belajar seperti teori belajar behavioristik, teori belajar
kognitif sosial, dan teori belajar konstruktivisme. Selain itu juga
mempelajari tentang motivasi belajar dan pola pikir (mindset) pada peserta
didik. Dimulai dari memahami pengertian belajar mengajar, saya memahami bahwa
belajar itu merupakan proses yang penting dalam pendidikan. Tidak jarang
hasil dari pendidikan ditentukan oleh keberhasilan proses mengajarnya. Memastikan
pemahaman peserta didik dan pembelajarannya menjadi tanggung jawab utama
seorang guru saat pembelajaran di kelas. Pada bagian Mulai dari Diri, melalui
pertanyaan pertanyaan seputar belajar, mahasiswa digali kemampuan awalnya
mengenai pengertian pengertian belajar ini. Mahasiswa diberikan pertanyaan
sebuah kasus yang harus mengasah kemampuan mahasiswa dalam memcahkan
solusinya. Terdapat teori teori belajar yang dilihat dari 3 sudut
pandang yaitu : 1) Behaviorism (behaviorisme); 2) Social - Cognitivism
(Sosial Kognitif); dan 3) Constructivism (Konstruktivisme). Belajar
ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior). Ini
berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku,
yaitu adanya perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu atau dari
tidak terampil menjadi terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar,
kita tidak akan dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar. Selanjutnya pengalaman belajar dalam memahami materi
motivasi dari berbagai perspektif psikologis (perspektif perilaku, perspektif
humanistic, perspektif kognitif, perspektif sosial). 1) Perspektif perilaku. Pada
perspektif perilaku, motivasi seringkali dikaitkan dengan imbalan dan hukuman
eksternal sebagai penentu keberhasilan siswa. Misal: pemberian nilai angka
dan huruf, memberikan pengakuan kepada siswa, memberikan “hak istimewa”, dan
sebagainya. 2) Perspektif humanistic. Pada perspektif humanistik, motivasi
lebih ditekankan kepada kemampuan pertumbuhan pribadi siswa, kemerdekaan
untuk memilih dan sifat-sifat positif. Perspektif ini sangat erat dengan
keyakinan Abraham Maslow bahwa terdapat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi
sebelum kebutuhan yang lebih tinggi dapat dipuaskan. 3) Perspesktif kognitif.
Pada perspektif kognitif, motivasi muncul karena adanya pemikiran dari setiap
individu. Jika perspektif perilaku lebih menekankan pada insentif eksternal,
maka dalam perspektif kognitif tekanan dari eksternal tidak perlu terlalu
ditonjolkan. Menurut perspektif kognitif, seseorang perlu diberikan lebih
banyak kesempatan, tanggung jawab, serta mengendalikan hasil prestasi sendiri.
4) Perspektif sosial. Pada perspektif sosial, motivasi sering dikaitkan
dengan kemampuan seseorang dalam membangun, memelihara, dan memulihkan
hubungan pribadi yang dekat dan hangat pada orang lain. Motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal
pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku.
Motivasi sendiri terbagi menjadi dua bentuk, motivasi ekstrinsik dan motivasi
intrinsik. Motivasi ekstrinsik terkait dengan kegiatan melakukan sesuatu yang
bertujuan untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Sementara itu, motivasi
intrinsik berkaitan dengan motivasi internal yang ada pada diri seseorang
untuk dapat melakukan kegiatan berdasarkan minat dan kemauannya sendiri.
Adanya motivasi yang diberikan kepada siswa diharapkan dapat meningkatkan
minat belajar dan semanagat belajar para peserta didik. Bentuk bentuk motivasi yang dapat diberikan
seperti memberikan pujian, memberikan angka atau nilai, memberikan reward
atau hadiah. Pelajaran selanjutnya yaitu pengalaman belajar tentang. Paradigma
personal Peserta didik (Fixed mindset and Growth mindset) dalam materi ini,
mahasiswa belajar tentang pola piker dan jenis jenis mindset. Mindset merupakan
pikiran atau keyakinan untuk memberikan pembiasaan kepada individu sehingga
terjadi perubahan pada individu berupa pikirannya, apa ayang individu
rasakan, dan apa yang individu lakukan. Mindset inilah yang akan mempengaruhi
individu dalam memahami dunia dan memahami diri sendiri. Fixed mindset dimana
seseorang tidak pertcaya bahwa ia dapat mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan dan bakat yang ada pada dirinya. Siswa yang memilik fixed mindset
ini takut untuk mencoba meskipun telah diberikan kesempatan. Mereka merasa
dirinya akan sukses tanpa usaha. Sedangkan growth mindset adalah adalah
ketikas seseorang memiliki keyakinan bahwa keberhasilan yang ia dapatkan
adalah berdasarkan dari upaya dan usaha yang ia lakukan. Pengalaman belajar dalam topik ini terdapat proses diskusi
kelompok dimana kami dihadapkan dengan beberapa kasus peserta didik dengan
usia dan kelas yang bermacam macam. Peserta didik tersebut memiliki kendala
dalam belajarnya. Disini kami berdiskusi untuk mengidentifikasi model pembelajaran
yang tepat yang dapat digunakan setiap anak serta bagaimana rencana yang
tepat untuk meningkatkan motivasi belajar anak dengan kasus yang ada. Topik 2 Teori Perkembangan (Kognitif, Psikososial,
Emosional, Sosial-Konteks) Mengetahui teori belajar saja tidak cukup, sehingga pada
teori ini kita diajarkan untuk menyadari bahwa pengajaran baik adalah
pembelajaran yang sesuai perkembangan peserta didik. Pada topik ini belajar
mengenai mempelajari materi mengenai teori perkembangan kognitif dan bahasa,
teori perkembangan sosio-emosional, dan sosial konteks. Dimulai dari Mulai
dari Diri yang berisikan pertanyaan pemantik tentang hal yang harus
diperhatikan oleh guru dalam proses pembeajaran agar pembelajaran
menyenangkan. Sebagai seorang guru, kami perlu mempelajari dan memahami
dengan baik tentang pertumbuhan dan perkembangan setiap peserta didik. Karena
dalam dunia pendidikan, yang menjadi fokus perhatian adalah peserta didiknya.
Semakin memahami perkembangan peserta didik, maka akan semakin efektif proses
pembelajaran yang diberikan. Perkembangan merupakan proses perubahan dalam
pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan
lingkungannya. Perkembangan secara keseluruhan mengikuti periodisasi yang
teratur, dimulai dari masa pra-natal, masa bayi, masa kanak-kanak, masa
remaja dan masa dewasa yang diikuti tahun perkembangan kemampuan fungsi fisik
sebagai akibat dari proses kematangan. Isu perkembangan yang paling penting
untuk dipelajari dalam perkembangan anak meliputi nature-nurture, continuity
and discontinuity, serta early and later experience. Terdapat beberapa perkembangan yang harus dipelajari pada
topik ini. Materi ini juga sebagai bekal untuk memahami peserta didik saat
melakukan praktek pembelajaran. Perkembangan fisik, perkembangn kognitif,
perkembangan Bahasa, perkembangan sosio emosional, sosial konteks
perkembangan, perkembangan moral. Melalui kegiatan observasi, mahasiswa diberikan kesempatan
untuk mengetahui dan memahami perkembangan peserta didik pada kelas PPL yang
digunakan untuk praktek mengajar. Guru mengetahui bagaimana kondisi
perkembangan peserta didik secara detail. Selain observasi juga dilakukan
wawancara secara langsung terhadap peserta didik dan guru kelas. Beberapa
karakteristik peserta didik juga digali dalam proses observasi ini. Daftar karakteristik yang digali
berdasarkan teori Perkembangan kognitif Piaget, teori perkembangan
sosial-emosional Bronfenbrenner dan Teori perkembangan sosial-emosional
Erikson. Topik
3 Profiling Peserta Didik Dalam pembelajaran di kelas seorang guru akan menemukan
ragam karakteristik peserta didik. Dalam topik ini mahasiswa diajarkan untuk
mengaji lebih dalam bagaimana cara melakukan pengamatan yang lebih baik pada
peserta didik. Aspe kapa saja yang harus diamati dan menuliskan hasila
pengamatan. Dimulai dari kasus pemantik pada bagian Mulai dari Diri,
mahasiwsa diminta untuk menemukan masalah dalam kasus tersebut dan mencari
solusi untuk menghadapinya. Yaitu tentang program yang kurang berguna dalam
pembelajaran sehingga tidak berdampak pada peserta didik. Dalam topik ini mahasiswa diajarkan untuk membuat profil
peserta didik. Untuk mengetahui seberapa jauh guru mengenal mereka ? Apakah
terdapat perbedaan pada setiap peserta didik ? Dimanakah perbedaaanya ? Karakter
peserta didik diartikan sebagai ciri, tabiat, watak, dan kebiasaan yang
dimiliki oleh seseorang yang sifatnya relatif tetap. Karakter peserta didik
dapat diartikan sebagai keseluruhan pola kelakuan atau kemampuan yang
dimiliki peserta didik sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan, sehingga
mana cita-cita atau tujuannya. Informasi terkait karakteristik peserta didik,
sangat diperlukan untuk kepentingan dalam perancangan pembelajaran. Suatu
proses pembelajaran akan dapat berlangsung secara efektif atau tidak, sangat
ditentukan oleh seberapa tinggi tingkat pemahaman pendidik tentang
karakteristik peserta didiknya. Karakteristik peserta didik yang digali dalam materi ini
meliputi : etnik, kultural, status sosial, minat, perkembangan kognitif,
kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan emosi, perkembangan
sosial, perkembangan moral, serta perkembangan motorik. Melengkapi panduan observasi dengan materi karakteristik
peserta didik. Pengambilan data dilakukan dengan membuat panduan observasi
kemudian melakukan observasi serta wawancara untuk mengumpulkan informasi
tentang karakteristik peserta didik. Dari hasil observasi terkait dengan
karateristik peserta didik kemudian dibuatlah presentasi untuk menyampaikan
informasi yang didapatkan dari observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil observasi, pengalaman belajar yang saya
dapatkan yaitu terdapat beragam karakteristik yang terdapat di kelas 1. Di
kelas 1, peserta didik terdiri dari beberapa kepercayaan yang dianut,
kemudian berasal dari suku yang berbeda beda, asal daerah yang beda serta
gaya belajar yang berbeda beda. Perbedaan tersebut tentu tidak boleh
dijadikan sebagai halangan atau hambatan untuk guru dalam memperlakukan
peserta didik. Selain itu terdapat perbedaan perkembangan emosi, motoric dan
kemampuan awal yang dimana hal ini membuat seorang guru harus dapat
menerapkan pembelajaran dengan melihat kemampuan peserta didik sehingga semua
peserta didik dapat menerima pembelajaran. Topik 4 Kerangka Strategi Pada topik ini, materi yang dipelajari yaitu bagaimana
dalam menyusun strategi pembelajaran yang lebih sesuai dengan karakteristik
peserta didik yang memiliki prinsip : (1) Pembelajaran Berdiferensiasi (developmentally
appropriate practice), (2) Pengajaran yang Responsif Kultur (culturally
responsive pedagogy), dan (3) Pengajaran Sesuai Level (teaching at the right
level). Pembelajaran berdiferensiasi merujuk pada aplikasi
pengetahuan tentang perkembangan anak usia dini dalam program pengembangan
anak usia dini, berdasarkan pengetahuan dan pengertian tentang anak bukan
berdasarkan harapan atau keinginan orang tua belaka, bukan kurikulum atau
seperangkat standar kaku, melainkan seperangkat kerangka kerja, filosofi atau
pendekatan dalam pengembangan anak. CRP atau Pendidikan tanggap budaya adalah
model pendidikan teoritis yang tidak hanya bertujuan meningkatkan prestasi
peserta didik, tetapi juga membantu siswa menerima dan memperkokoh identitas
budayanya. TaRL Teaching at the right level adalah proses intervensi yang
harus dilakukan guru dengan memberikan masukan pembelajaran yang relevan dan
spesifik untuk menjembatani perbedaan yang ditemukan. Peserta didik tidak
terikat pada tingkatan kelas, namun di sesuaikan berdasarkan kemampuan
peserta didik yang sama. Setiap fase, ataupun tingkatan tersebut mempunyai
capaian pembelajaran yang harus dicapai. Fokusnya adalah membantu anak-anak
dengan dasar membaca, memahami, mengekspresikan diri, serta keterampilan
berhitung sesuai dengan tingkat kemampuannya. Pada topik ini kemudian mahasiswa harus dapat memahami
tentang prinsip dari DAP, CRP dan TaRL. Melalui informasi hasil perkembangan
dan karakteristik peserta didik, guru diharapkan dapat menerapkan strategi
pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Topik 5 Pengukuran Pemahaman Belajar Peserta Didik
(Assessment) Pada
topik ini mahasiswa mempelajari tentang fungsi dari asesmen, tujuan asesmen,
serta jenis asesmen dalam setting pendidikan. Asesmen adalah suatu proses
pengumpulan informasi tentang siswa dan kelas yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran
berdasarkan kriteria maupun aturan-aturan tertentu untuk maksud-maksud
pengambilan keputusan instruksional, maka dapat diketahui bahwa assessment
ini sangat penting dalam pembelajaran karena untuk menentukan langkah dan
menguji kemampuan peserta didik. Dari sinilah kemudian guru dapat mengambil
keputusan selanjutnya. Didalam asesmen terdapat 3 pengertian yaitu asesmen,
penilaian dan evaluasi. Asemen adalah adalah upaya untuk mendapatkan
data/informasi dari proses dan hasil pembelajaran untuk mengetahui seberapa
baik kinerja mahasiswa, kelas/mata kuliah, atau program studi dibandingkan
terhadap tujuan/kriteria/capaian pembelajaran tertentu. Setelah diperoleh
hasil asesmen maka dilakukan proses penilaian. Penilaian proses penyematan
atribut atau dimensi atau kuantitas (berupa angka/huruf) terhadap hasil
asesmen dengan cara membandingkannya terhadap suatu instrumen standar
tertentu. Hasil dari penilaian berupa atribut/dimensi/kuantitas tersebut
digunakan sebagai bahan evaluasi. Evaluasi adalah proses pemberian status
atau keputusan atau klasifikasi terhadap suatu hasil assesmen dan penilaian. Dalam asesmen memiliki 2 fungsi yaitu fungsi formatif yang
merupakan asesmen yang digunakan dalam memberikan umpan balik atau feedback
terhadap para guru untuk dijadikan dasar pada saat memperbaiki serta
membenarkan proses pembelajaran dan juga mengadakan remedial bagi para
peserta didik. Sedangkan fungsi sumatif merupakan fungsi yang berguna dlam
penentuan nilai belajar siswa dalam suatu mata pelajaran tertentu sehingga
selanjutnya dapat dijadikan bahan memberikan laporan untuk menentukan
kenaikan kelas serta menentukan lulus atau tidaknya peserta didik. Kemudian 3
tujuan dari asesmen yaitu keeping track untuk menelusuri dan melacak proses
belajar dari peserta didik, Checking up untuk mengecek suatu pencapaian dan
kemampuan peserta didik, Finding Out sebagai proses mencari, menemukan dan
mendeteksi kekurangan kesalahan atau kelemahan dari peserta didik. Jenis
asessmen yang dapat digunakan antara lain performance assessment, penialaian
portofolio dan penilaian proyek, dan product assessment dan self assessment. Topik 6 Lesson Planning (RPP) - Penyusunan, Evaluasi,
Refleksi Pada topik ini mahasiswa mempelajari tentan bagaimana
merancang dan menyusun lesson plan atau RPP. RPP dapat digambarkan sebagai
petunjuk arah yang membuat pembelajaran dapat terjadi secara optimal dengan
langkah-langkah yang jelas dan merupakan satu bagian dari kesatuan cakupan
materi pembelajaran yang sudah ditentukan untuk satu periode waktu tertentu.
RPP merupakan dokumen yang berisi gambaran atau rencana pembelajaran yang
akan dilakukan selama satu pertemuan, satu semester atau lebih. RPP
dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik
dalam upaya mencapai KD. RPP juga didefinisikan sebagai sebagai perangkat
rencana pembelajaran yang memberi arahan bagi guru, materi apa saja yang akan
diajarkan dan bagaimana mengajarkannya. Rencana pembelajaran yang baik
menyiratkan dimilikinya dua properties utama : Coherence (memiliki pola yang
logis dan ada keterkaitan antar bagian atau antar unsur yang membentu suatu
kesatuan), Variety (penggunan jenis-jenis aktivitas berbeda). Lesson Planning berfungsi : To give the lesson a framework,
an overall shape, to remind teachers what they intended to do, especially if
they get dictracted of momentarily forget what they had intended. Mahasiswa
mempelajari unsur yang ada dalam RPP yaitu RPP memiliki unsur yang
bervariasi, berbeda-beda antar guru, masing masing menyesuaikan kebutuhannya.
Sebagai mahasiswa kami haru mampu membuat RPP dengan beberapa komponen yang
telah kami pelajari. Komponen ini harus ada di dalam RPP, diantaranya :
Identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indicator
pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu,
metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan
sumber belajar. Dalam materi ini kami diminta untuk membuat RPP sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. |
Refleksi pengalaman belajar yang dipilih |
Topik yang dipilih pada refleksi ini yaitu Topik 3
Profiling Peserta Didik. Topik ini menjelaskan bagaimana seorang guru
harus mampu mempelajari tahapan perkembangan anak. Melalui pengetahuan beragam
karakteristik yang diketahui oleh guru, maka akan menjadi acuan bagi guru
untuk menentukan proses mengajar dan strategi yang tepat yang digunakan oleh
guru maka topik topik itu kemudian menjadi penting untuk dipelajari. Cara saya mempelajari topik topik yang ada pada mata
kuliah tersebut adalah mulai dari mengasah kemampuan awal melalui kasus yang
diberikan pada bagian Mulai dari Diri. Saya memahami kasus yang kemudian
mencari tau apa penyebab dari masalah yang dihadapi oleh Bu Rita. Pada bagian eksplorasi konsep, saya mempelajarinya dengan
membaca pengertian pengertian dan bacaan yang menjelaskan tentang
karakteristik peserta didik. Untuk memahami lebih dalam tentang karakteristik
peserta didik (etnik, kultural, status, perkembangan sosial, perkembangan
moral, serta perkembangan motoric) maka kemudian mahasiswa diberikan tugas
untuk melakukan observasi. Panduan observasi dibuat untuk memudahkan proses
observasi kemudian melakukan observasi di sekolah terhadap peserta didik. Hasil observasi dipresentasikan di dibuat laporan serta
video. Ditemukan beragam karakteristik peserta didik yang kemudian membantu
guru dalam menentukan strategi yang tepat untuk pembelajaran. Strategi yang
diimplementasikan adalah dengan membuat profiling peserta didik berdasarkan
hasil observasi dan materi yang telah dipelajari. Strategi yang
diimplementasikan sangat penting bagi saya karena dengan memetakan hal hal
hal yang akan diamati kemudian membuat panduan kemudian melakukan observasi
adalah strategi untuk mempelajari materi dan mendapatkan informasi dari para
objek. |
Analisis
artefak pembelajaran |
Karakteristik peserta didik merupakan poin penting dalam
pembelajaran. Guru harus dapat mempelajari dan memahami karakteristik peserta
didik di kelasnya untuk dapat menentukan perlakukan dan strategi belajar yang
tepat. Melalui hasil observasi, profiling peserta didik,
ditemukan beragam karakteristik peserta didik, suku yang berbeda, asal daerah
yang berbeda beda, gaya belajar yang berbeda beda. Beragam keadaan tersebut
didapatkan melalui hasil observasi dan wawancara terhadap peserta didik dan
guru kelas, kemudian disimpulkan dan dirangkum menjadi artefak di atas.
Informasi tersebut kemudian menjadi penentu strategi pembelajaran yang tepat
yang dapat digunakan di dalam kelas terutama kelas 1 tersebut. |
Pembelajaran
bermakna (good practices) |
Dengan pengetahuan tentang perkembangan peserta didik,
saya mempelajari hal hal apa saja yang menjadi penting untuk diamati oleh
guru dalam memahami karakteristik peserta didik. Keberagaman karakteristik
dan proses perkembangan peserta didik membantu saya dalam menentukan strategi
pembelajaran. Terutama keberagaman gaya belajar, di sini saya menentukan
strategi yang tepat untuk berbagai keberagaman peserta didik. Menggunakan
metode pembelajaran dan model pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar
mereka. Gaya belajar yang ada pada kelas 1 yaitu visual, kinestik, reading
and writing. Melalui gaya belajar tersebut saya kemudian menggunakan media
yang tepat seperti video, gambar dan uji coba dengan benda konkrit yang
demikian adalah cara yang tepat untuk dilakukan di kelas 1. Contoh penerapan yang saya lakukan yaitu dengan memberikan
metode pembelajaran yang beragam. Karena beragamnya gaya belajar peserta
didik, maka saya secara bergantian menggunakan metode dan media yang berbeda
disetiap pertemuan. Karena terdapat peserta didik yang memiliki gaya belajar
kinestik, maka beberapa kali saya masuk untuk mengajar dengan menggunakan
media pembelajaran konkret dan permainan seperti saat mengajar pada materi pengurangan,
timbangan, dan menempelkan gambar. kemudian terkadang dipadukan dengan video
karena terdapat peserta didik yang memiliki gaya belajar visual dan audio.
Kemudian pada pertemuan lainnya, saya menggunakan media gambar dan permainan seperti
dalam pelajaran PPKn dan Matematika. Hal ini memberikan kemudahan peserta
didik untuk mengikuti pembelajaran dengan menyenangkan dan sesuai gaya
belajarnya. Saat pelajaran Pancasila, dengan mengajak peserta dari sila sila,
saya menggunakan media video dengan fokus pada audio yang harus didengarkan
dan gambar gambar yang harud diperhatikan untuk memahami symbol pada sila
sila. Beragamnya media yang saya gunakan tersebut adalah supaya setiap
peserta didik dapat mendapatkan pembelajaran sesuai gaya belajarnya. Tidak
lupa penerapan reading and writing juga saya lakukan dalam penbelajaran,
seperti dalam materi menulis ungkapan pujian dan terima kasih, dimana peserta
didik diminta untuk membaca cerita dan menuliskan ungkapan tersebut. Hasil penerapan dari setiap metode, dan media yang saya
gunakan yaitu peserta didik belajar untuk menggunakan gaya belajar selain yang
ia miliki. Selain itu dengan metode yang beragam, meskipun kurang sesuai
dengan gaya belajar salah satu peserta didik, namun adanya kerja kelompok
membuat peserta didik tetap dapat mengikuti pembelajaran karena tugas
kelompok dapat membantu minat belajar peserta didik. Namun saya rasa masih
terdapat kekurangan yaitu belum dapat menerapakan berbagai media dalam satu
pertemuan dikarenakan keterbatasan waktu dalam mengajar. Kondisi perkembangan seperti minat belajar dan motivasi
belajar juga menentukan bagaimana perlakuan yang tepat yang dilakukan guru,
melalui informasi ini didapati kondisi minat belajar dan motivasi yang
beragam. Melalui metode pembelajaran permainan, ice breaking dan pemberian
reward, saya menerapakannya melalui praktik pembelajaran untuk menumbuhkan
minat dan motivasi belajar seluruh peserta didik. |
Komentar
Posting Komentar