Jurnal Refleksi PPA II

 

JURNAL REFLEKSI

SEMINAR PPG

 

Oleh : Nafisah Falcata Devy

221135332

 

Nama Matakuliah

Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif II di PGSD

Review pengalaman belajar.

Mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif II ini merupakan mata kuliah inti dalam struktur mata kuliah bagi mahasiswa Pendidikan Profesi Guru. Mata kuliah ini adalah kelanjutan dari mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif I.
Mata kuliah ini juga membekali Mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan mendesain asesmen, menyediakan umpan balik dan laporan belajar peserta didik secara terbimbing. Untuk memperdalam dan mengkontekstualisasikan pengetahuan Mahasiswa tentang teori yang dipelajari, pelaksanaan mata kuliah ini memadukan data observasi yang meliputi cara guru mengajar dan peserta didik belajar dengan kajian teoretis.

 

Siklus 1

Topik 1. Menyusun Perencanaan Pembelajaran Dan Asesmen Yang Efektif II Dengan Pendekatan Teaching At The Right Level Di Sekolah Dasar

Pada Modul Prinsip Pengajaran dan Asesmen II ini praktik menyusun perencanaan pembelajaran dan asesmen yang efektif dengan pendekatan Teaching at The Right Level sebagai kelanjutan dari modul Prinsip Pengajaran dan Asesmen I yang membahas tentang konsep dan langkah-langkah  penyusunan perencanaan pembelajaran. Adanya perencanaan ini merupakan unsur penting dan strategis yang akan memberikan arah dalam pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan atau sasaran yang diharapkan. Menyusun perencanaan pembelajaran tahap awal pada materi ini yaitu merefleksi perangkat pembelajaran yang sudah dibuat apakah sudah menggunakan pendekatan Teaching at The Right Level atau belum. Identifikasi tersebut ada pada alur MERDEKA, Mulai Dari Diri.

Teaching at the right level merupakan pembelajaran paradigma baru yang memberikan keleluasaan bagi pendidik untuk merumuskan rancangan pembelajaan dan asesmen sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik. Lima prinsip pembelajaran paradigma baru yakni pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat, proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistic, pembelajaran yang relvevan dan pembelajaran berorientasi pada masa depan berkelanjutan.

 

Topik 2. Melaksanaan Pembelajaran dengan Menerapkan Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif, serta Mampu Menciptakan Lingkungan Kelas yang Aman, Nyaman dan Berpihak pada Peserta Didik.

Melanjutkan dari topik sebelumnya, pada pengalaman belajar topik ini, mahasiswa melakukan diskusi dengan temna sejawat secara berkelompok dalam penyusunan perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang telah dibuat, diberikan kepada teman sejawat untuk diberikan masukan. Diskusi yang dilaksanakna yaitu mencari perangkat pembelajaran yang tepat menggunakan pendekatan TaRL kemudian setiap anggota kelomok memberikan evaluasi terhadap proses pembelajarna yang telah dilaksanakan.

 

Topik 3. Mengevaluasi Pembelajaran Dan Asesmen Yang Telah Dilaksanakan Di Sekolah Dasar

Dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas diawali dengan merancang kegiatan pembelajaran. Salah satu aspek yang harus ada pada rancangan perencanaan tersebut adalah tujuan pembelajaran, yang merupakan target yang diharapkan untuk dicapai dalam kegiatan proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran selalu ada pertanyaan yang muncul berkaitan dengan apakah kegiatan pembelajaran telah sesuai dengan tujuan pembelajaran, apakah peserta sudah dapat menguasai materi ajar yang disampaikan oleh guru, dan apakah proses pembelajaran berjalan efektif dan efisien, serta apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai atau belum.

Kegiatan yang dilaksanakan pada topik ini yaitu mencermati perangkat pembelajaran yang telah dibuat oleh rekan sejawat. Kemudian mendiskusikan perangkat pembealjaran yang telah dibuat dan disempurnakan agar mendapatkan perangkat pembealjaran yang lebih baik lagi. Kegiatan selanjutnya adalah menyusun evaluasi/asesmen pembelajaran yang ideal.

Kegiatan dalam topik ini juga melaksanakan sebuah simulasi pembelajaran. Simulasi dilaksanakan dengan merekam pelaksanaan pembelajaran, melakukan pemotongan dan editing untuk memperpendek durasi video, yaitu 10-15 menit dimana editing tersebut bertujuan untuk menampilkan prinsip penerapan pendekatan TaRL. Kemudian bersama teman sejawat, saling melakukan penilaian video yang telah dibuat.

 

Topik 4. Mengevaluasi Pembelajaran Dan Asesmen Yang Telah Dilaksanakan Di Sekolah Dasar

Setelah menyelesaikan kegiatan pada alur MERDEKA “Demonstrasi Kontekstual” selanjutnya mahasiswa melakukan kegiatan pada alur “Elaborasi Pemahaman” yaitu melakukan diskusi dengan teman sejawat, dosen, guru pamong/guru penggerak/praktisi pendidikan membahas tentang perangkat pembelajaran yang telah disusun dengan menggunakan pendekatan Teaching at The Right Level agar lebih matang atau lebih baik lagi sehingga memberikan kemudahan dalam melaksanakan kegiatan selanjutnya.

Teknik stop light merupakan teknik yang digunakan untuk mempermudah merespon beberapa pertanyaan yang didiskusikan. Penggunaan stop light yaitu dengan memberikan lampu hijau jika sudah baik dan tetap harus dilaksanakan, lampu kuning jika masih memperlukan dukungan untuk dilaksanakan dan ditingkatkan, kemudian lampu merah untuk hal yang harus dihentikan mengenai tantangan yang ditemukan ketika melaksankan prose pembelajaran di kelas.

Kegiatn berikutnya yaitu melakukan refleksi pelaksanaan pembelajaran TaRL. Berdasarkan hasil evaluasi diri terhadap kendala pada pembelajaran yang telah dilakukan, maka akan mengetahui apakah pembelajaran yang dilakukan berhasil atau gagal. Keberhasilan dan kegagalan dalam suatu pembelajaran tentunya akan ada solusi yang ditawarkan untuk memperbaiki pembelajaran tersebut. Guru harus mempersiapkan tujuan pembelajaran karena dengan menelaah pencapaian tujuan pengajaran, guru dapat mengetahui apakah proses belajar yang dilakukan cukup efektif, sesuai target, memberikan hasil yang baik dan memuaskan atau sebaliknya.

Mahasiswa kemudian mengidentifikasi factor kesalahan yang dibuat misalnya dalam menyiapkan perencanaan pembelajaran yang belum maksimal menerapkan pendekatan TaRL sebagaimana mestinya, pelaksanaan pembelajaran persiapan peserta didik belum sesuai dengan bertumbuh kembang anak, pelaksanaan diagnostik yang belum maksimal, sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, kondisi lingkungan belajar yang nyaman, ketersediaan media pembelajaran, serta sarana dan prasarana pembelajaran adalah beberapa aspek yang perlu kita pertimbangkan untuk menetapkan pilihan, ataupun pada waktu mengevaluasi pembelajaran belum tuntas dilaksanakan. Perbaikan dilaksanakan pada LK 7.

 

Topik 5. Mengevaluasi Pembelajaran Dan Asesmen Yang Telah Dilaksanakan Di Sekolah Dasar

Topik ini mengajak mahasiswa untuk belajar pada koneksi antar materi. Pada topik ini, mahasiswa melakukan analisi hubungan antara karakteristik materi dengan karakteritik peserta didik dalam suatu pembelajaran. Aktivitas dimulai dari merancang perbaikan rencana pembelajaran, mengidentifikasi Upaya Upaya mengoptimalkan proses pembealajaran kedmudian merancang pembelajaran remedial. Fokus pada koneksi materi ini adalah menyusun rencana tindak lanjut. RTL yang dibuat harus berdasarkan hasil refleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

 

Topik 6. Mengevaluasi Pembelajaran Dan Asesmen Yang Telah Dilaksanakan Di Sekolah Dasar

Kegiatan terakhir berupa aksi nyata dimana mahasiswa diminta untuk menyusun laporan hasil belajar peserta didik. Laporan hasil belajar merupakan laporan keseluruhan dari proses dan akhir pembelajaran. Laporan hasil belajar merupakan hasil analisis pendidik terhadap perkembangan belajar peserta didik. Laporan hasil belajar biasanya diberikan di akhir semester dan akhir tahun ajaran. Sekolah menentukan format hasil belajar sesuai dengan kebutuhan, fungsi, nilai, dan budaya masing-masing sekolah. Informasi yang dikumpulkan berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan. Tugas proyek topik ini berupa menyusun rubrik penialain keterampilan denagn menerapkan model pendekatan TaRL.

Refleksi pengalaman belajar yang dipilih

Refleksi pengalaman belajar yang saya pilih yaitu Topik 3. Mengevaluasi Pembelajaran dan Asesmen yang telah Dilaksanakan di Sekolah Dasar.

Fokus alur merdeka yang terdapat pada topik ini adalah Demonstrasi Kontekstual. Topik ini penting untuk dipelajari karena pada topik ini terdapat kegiatan simulasi pelaksanaan pembelajaran, dimana mahasiswa dapat menerapkan pendekatan TaRL yang telah diintegrasikan pada rencana pembelajaran yang telah dibuat.

Saya mempelajari topik ini dengan melaksanakan kegiatan kegiatan yang terdapat pada topik 3. Dimulai dari penialian perencanaan pembelajaran yang dilakukan berdua saja dengan rekan kemudian meminta kelompok peers untuk memberikan tanggapan. Perangkat pembelajaran yang sudah didiskuisikan dapat disempurnakan agar lebih baik lagi.

Kegiatan berikutnya yaitu menyusun evaluasi/asesmen pembelajaran berupa penilaian sikap, pengetahuan dan psikomotor. Tugas inti dari topik ini yaitu membuat sebuah video simulasi pembelajaran. Video simulasi pembelajarann kemudian ditelaah dan dijadikan panduan untuk menyempurnakan perangkat pembelajaran.

Analisis artefak pembelajaran

Video simulasi pembelajaran saya buat dengan melaksanakan pembelajaran di kelas 1A. Saya melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan TaRL yang telah dipelajari pada topik sebelumnya. Berikut link video sebagai artefak pembelajaran.

https://youtu.be/h2vt7jrl_JI

 

Pembelajaran bermakna (good practices)

Pembelajaran bermakna yang diperoleh dari aktivitas refleksi diri yaitu dalam membuat video simulasi pembelajaran. Dimulai dari menyusun rancangan pembelajaran dengan pendekatan TARL, kemudian dilanjutkan dengan mempraktikkannya di kelas dan memuat video simulasi pembelajaran. Video simulasi pembelajaran dilaksanakan di kelas 1A dengan materi yang saya gunakan yaitu Bahasa Indonesia.

Saya menerepakan simulasi TaRL dengan membagi kelas menjadi beberapa kelompok sesuai kemampuannya, kemudian setiap kelompok diberikan treatment yang berbeda, yaitu pada kelompok yang memiliki kemampuan awal yang kurang, maka akan saya bimbing lebih dalam terkait tugas yang saya berikan. Untuk kelompok dengan peserta didik yang memiliki kemampuan awal yang baik, maka akan saya berikan bimbingan singkat untuk mengantarkan mereka mengerjakan tugas yang saya berikan.

Bimbingan yang saya berikan kepada setiap kelompo yaitu dengan menjelaskan LKPD dan membimbing dalam pengerjaan. Di kelas 1A terdapat beberapa anak yang harus mendapatkan pendampingan karena beberapa anak yang belum lancar membaca. Anak anak tersebut dijadikan dalam satu kelompok yang kemudian diberikan bantuan membaca dan cara mengerjakan soal yang diberikan. Pendampingan dilaksanakan dengan membantu membaca kemudian mengawasi hingga dapat menjawab soal secara mandiri. Pengelompokan tersebut supaya guru lebih mudah memberikan bimbingan dan tidak berulang kali. Sedangkan terhadap kelompok lain yang sudah dapat membaca dan mamahami soal, guru hanya membimbing menjelaskan dan mengantarkan untuk memahami soal. Selebihnya anak anak telah dapat mengerjakan sendiri.

Hasil bimbingan yang diberikan yaitu seluruh anak anak dapat menyelesaikan LKPD yang diberikan. Jika tidak melalui pengelompokan, anak anak yang belum bisa membaca maka akan terpisah dan guru kewalahan dalam membimbing karena mereka harus didampingi penuh. Melalui kegiatan berkelompok ini, hasilnya selurh peserta didik dapat mengumpulkan jawaban dan berpartisipasi dalam kegaitan pelajaran.

Saya menggunakan apa yang telah saya pelajari untuk memperbaiki diri saya dengan menerapkan pendekatan TaRL tersebut. Pendekatan ini berguna untuk memperdalam pengetahuan dan meningkatkan kemampuan terutama dalam hal literasi dan numerasi. Saya menjadi lebih paham bahwa dalam mengajar dapat digunakan berbagai pendekatan sesuai dengan kebutuhan di kelas. Pendekatan ini benar benar cocok dilaksanakan di kelas 1A karena mengacu pada tingkat kemampuan peserta didik di mana di kelas 1A memiliki kemampuan yang beragam.

Perubahan yang terjadi pada peserta didik yaitu peserta didik dapat berkelompok dengan peserta didik sesamanya dan mendapatkan treatment dari guru secara bersama sama. Tentunya akan membuat pembelajaran lebih efisien dan efektif. Seperti jika dalam satu kelompok adalah anak yang belum bisa membaca, maka guru lebih mudah membimbing jika mereka ada dalam satu kelompok. Peserta didik menjadi lebih percaya diri karena dapat menyelesaikan tantangan sesuai level kognitif dan kompetensi mereka.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnal Refleksi Bahasa Inggris

Jurnal Refleksi PSE

Jurnal Refleksi PK 2